Analisis Kuantitatif Sektor Basis Ternak Ruminansia di Kabupaten Kendal

Halo… long time no see… beberapa bulan terakhir ini saya cukup sibuk sehingga baru hari ini bisa mengupdate tulisan sedikit berbau ilmiah 😀 Semoga saja bisa dipahami ya… Kegunaan dari tulisan ini adalah apabila kita ingin mengetahui basis ternak tertentu di suatu daerah lokasinya tepatnya dimana. Contohnya… saya ingin mengetahui sektor basis sapi potong di Kabupaten Kendal itu ada di kecamatan mana saja… nah, kurang lebih kegunaannya paling sederhana adalah seperti itu. Ok, lets get started…

DSC02525
bonus foto saat kunjungan ke peternakan di DIY

Analisis Kuantitatif (LQ, LI, SI) yang akan saya ulas terkhusus untuk identifikasi Ternak Ruminansia di Wilayah Kabupaten Kendal – Jawa Tengah ya… ini contoh saja. Kendal is my hometown. Data yang saya gunakan adalah 5 tahun terakhir. Kendal dalam angka tahun 2019 (memuat data tahun 2018). Karena Kendal dalam angka tahun 2020 belum rilis 🙂

Saya akan mencoba mengulas mengenai kondisi peternakan ruminansia di Kab. Kendal melalui pendekatan kuantitatif dengan metode Location Quotient (LQ), Location Index (LI), dan Specialization Index (SI). Tiga analisis ini memungkinkan kita mengetahui pemusatan, penyebaran, dan kekhasan jenis ternak tertentu di suatu wilayah. Sehingga kita dapat memahami apabila terjadi pergeseran, ataupun mengetahui titik-titik pemusatan ternak/basis di suatu wilayah.

Peternakan merupakan sub sektor bidang pertanian yang memiliki peran besar di Indonesia. Hal ini dikarenakan produk-produk hasil peternakan berperan dalam pemenuhan pangan hewani masyarakat, khususnya untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat. Selain itu, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk maka jumlah bahan pangan yang dibutuhkan juga akan meningkat, termasuk diantaranya susu, daging, dan produk olahan dari ternak ruminansia yang lain.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengoptimalkan hasil ternak terutama daging agar dapat menacapai kemandirian pangan dan berswasembada. Penggunaan analisis kuantitatif ini dilakukan sebagai salah satu pendekatan untuk mengidentifikasi keadaan dan status wilayah berkaitan dengan sektor peternakannya. Analisis kuantitatif dilakukan dengan mencari data mentah populasi ternak ruminansia di Kabupaten Kendal di tahun 2013 dan 2018. Jarak 5 tahun memungkinkan kita untuk mengidentifikasi apakah ada pergeseran yang terjadi dan bagaimana pola pergeserannya. Berikut adalah data populasi ternak Kabupaten Kendal yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kendal dan dirangkum serta dikonversi ke dalam Satuan Ternak (ST).

tabel 1

Berdasarkan tabel di atas, diketahui populasi sapi potong di Kabupaten Kendal menjadi kontributor terbesar populasi ternak ruminansia di Kabupaten Kendal. Sedangkan ternak yang paling sedikit jumlahnya adalah sapi perah. Kabupaten Kendal sendiri diketahui menjadi sentral pembibitan sapi Simmental yang dikembangkan sejak hibah pada masa orde baru. Kontributor terbesar kedua adalah ternak domba, diikuti kambing, dan kerbau. Aktivitas pemeliharaan kambing dan domba sebagian besar dilakukan oleh peternak rakyat yang dipelihara secara tradisional. Ternak kerbau selain masih dimanfaatkan sebagai pembajak di sawah juga dipelihara untuk dipotong dan kulitnya diolah menjadi krupuk kulit. Terdapat titik sentra pengolahan krupuk kulit di Kab. Kendal yaitu di Kec. Pegandon.

Data populasi ternak Kabupaten Kendal 5 tahun kemudian yaitu tahun 2018 disajikan pada Tabel 2.

tabel 2

figure 1

fig 2

Berdasarkan 2 diagram di atas, dapat kita ketahui secara garis besar bahwa terdapat pergeseran persentase jenis ternak yang dominan di wilayah Kab. Kendal. Selanjutnya, untuk mengetahui pergeserannya mari menyimak ulasan analisis kuantitatif ini.

Analisis Location Quotient (LQ)

Metode ini digunakan untuk menganalisis keadaan apakah suatu kegiatan/wilayah merupakan sektor basis (pusat) atau non basis khususnya dalam hal populasi ternak (Warpani, 1980). besarnya nilai LQ diperoleh dari persamaan berikut :

LQ

Kriterianya sebagai berikut :

  • LQ > 1 ; hal ini menunjukkan terjadinya konsentrasi suatu aktivitas usaha peternakan di subwilayah secara relatif dibandingkan dengan total wilayah atau terjadi pemusatan populasi ternak ruminansia di sub wilayah ke i. Pada keadaan ini suatu ternak di suatu daerah mempunyai peranan yang sangat penting.
  • LQ < 1 ; hal ini menunjukkan tidak terjadi konsentrasi/pemusatan populasi ternak di sub wilayah ke i.

Nilai LQ ternak ruminansia di Kabupaten Kendal tahun 2013 dan 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.

tabel 3

Berdasarkan Tabel 3, diketahui kecamatan mana saja yang menjadi sektor basis (pemusatan) jenis ternak ruminansia tertentu di Kab. Kendal. Selain itu, kita dapat melihat pergeseran pemusatan dari tahun 2013 vs 2018 yang akan di bahas per satuan jenis ternak di bahasan berikut.

  • Sapi Potong

Berdasarkan Tabel 3, sapi potong di Kabupaten Kendal memusat dan mempunyai peranan penting di Kecamatan Plantungan, Sukorejo, Pageruyung, Patean, Limbangan, Rowosari, dan Patebon di tahun 2013. Pada tahun 2018 terjadi pergeseran pemusatan, pemusatan terjadi hanya di Kecamatan Plantungan, Sukorejo, Pageruyung, dan Patean. Pergeseran sektor basis dapat dilihat di tabel berikut.

tabel 4

Pergeseran sektor basis sapi potong terjadi di Kecamatan Limbangan, Rowosari, dan Patebon yang sebelumnya menjadi sektor basis kemudian tidak menjadi sektor basis 5 tahun kemudian (2018). Pergeseran ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor ekonomi, faktor sumber daya alam, faktor preferensi peternak yang berubah, faktor fenomena alam, dan lain sebagainya yang harus dibuktikan dengan penelitian lanjutan. Namun, diduga salah satu faktor penyebabnya adalah adanya Kawasan Industri Kendal (KIK) yang menyerap banyak tenaga kerja sehingga peternak dengan kepemilikan skala kecil memilih untuk menjadi buruh dengan penghasilan tetap. Sedangkan pergeseran di Kecamatan Rowosari dapat dipengaruhi oleh pergeseran iklim yang semakin panas ataupun faktor lain. Rowosari sendiri merupakan daerah dekat pantai yang memiliki cuaca panas dan ekstrem. Berbeda dengan kawasan Selokatan (Plantungan, Sukorejo, Pageruyung, dan Patean) yang merupakan daerah dataran tinggi di Kab. Kendal dan cenderung lebih sejuk. Adapun saat ini, di Selokatan sendiri menjadi sentra pembibitan sapi simmental oleh kelompok-kelompok ternak lokal yang dibina oleh Dinas Peternakan setempat. Kelompok ini terus diregenerasi agar tetap bertahan.

  • Sapi Perah

Berdasarkan Analisis LQ, diketahui ternak sapi perah di Kendal terpusat di Kaliwungu dan Boja dan tidak ada pergeseran pemusatan/sektor basis ternak perah pada jangka waktu 5 tahun. Hal ini dikarenakan Kaliwungu merupakan daerah pusat keramaian yang ada di Kabupaten Kendal dengan julukan kota santri. Kaliwungu subur akan berbagai outlet pusat perbelanjaan, dan juga kuliner. Peternakan sapi perah sendiri idealnya dekat dengan pusat keramaian dan kota. Selain itu, Kaliwungu Selatan dan Boja termasuk daerah dataran tinggi yang mempunyai iklim sejuk sehingga cocok untuk pemeliharaan sapi perah.

  • Kerbau

Ternak kerbau terpusat di beberapa kecamatan di Kab. Kendal dan mengalami pergeseran pemusatan sebagai sektor basis. Adapun pergeseran dapat dilihat di Tabel 5.

tabel 5

Kecamatan-kecamatan tersebut merupakan lumbung padi di Kab. Kendal. Pergeseran dan bertambahnya titik sektor basis ternak kerbau terjadi karena potensi ternak kerbau selain sebagai pembajak di sektor pertanian, juga digunakan untuk bahan baku makanan khas daerah. Kabupaten Kendal merupakan sentra penghasil krupuk kulit Kerbau asli, sehingga permintaan kulit Kerbau cukup tinggi sebagai bahan baku.

  • Kambing

Ternak kambing terpusat di beberapa kecamatan di Kab. Kendal dan mengalami pergeseran titik pemusatan/sektor basis. Adapun pergeserannya dirangkum pada tabel berikut.

tabel 6

Pergeseran yang terjadi adalah bertambahnya titik lokasi yang menjadi sektor basis ternak Kambing di kab. Kendal. Perkembangan ini didukung berbagai sebab, diantaranya permintaan daging kambing, meningkatnya gairah bisnis di sektor ternak kambing, perubahann preferensi, contohnya di daerah Patebon yang sebelumnya merupakan basis sapi potong 5 tahun yang lalu, kini berubah menjadi sektor basis ternak kambing. Ternak kambing merupakan ruminansia kecil yang diminati karena suburnya bisnis sate kambing dan aqiqah. Selain itu, pemeliharaan ternak kambing juga dinilai lebih mudah karena sebagian besar peternak masih memberikan rumput dengan tradisional (ngarit) dan tentunya jumlah pakan kambing lebih sedikit daripada sapi 🙂

  • Domba

Ternak domba terpusat di beberapa kecamatan di Kab. Kendal dan mengalami pergeseran pemusatan sebagai sektor basis. Adapun pergeseran dapat dilihat di Tabel 7.

tabel 7

Sektor basis ternak domba di Kab. Kendal mengalami penambahan dan pergeseran. Pergeseran ini kemungkinan disebabkan oleh faktor perubahan preferensi. Kecamatan Rowosari sebelumnya merupakan sektor basis ternak sapi potong, namun pada tahun 2018, Rowosari sudah tidak menjadi basis ternak sapi potong dan menjadi basis ternak domba, meskipun populasinya masih jauh dengan populasi domba yang ada di Kec. Sukorejo.

Analisis Localization Index (LI)

Localization Index merupakan salah satu index yang menggambarkan pemusatan relatif suatu aktivitas dibandingkan dengan kecenderungan total di dalam wilayah atau secara umum analisis ini digunakan untuk menentukan wilayah mana yang potensial untuk mengembangkan aktivitas tertentu. Persamaan Localization Index ini bisa dikatakan merupakan bagian dari persamaan LQ. Persamaan Localization Index adalah :

LI

Nilai LI digunakan untuk mengetahui derajat sebaran populasi ternak di suatu wilayah dengan kriteria sebagai berikut :

  • Jika LI mendekati 0 berarti aktivitas tersebut cenderung tersebar atau merata di beberapa lokasi atau mempunyai peluang tingkat perkembangan relatif indifferent atau sama di seluruh lokasi.
  • Jika LI mendekati 1 berarti aktivitas tersebut akan cenderung berkembang memusat atau terkonsentrasi di suatu lokasi, artinya aktivitas tersebut akan berkembang lebih baik jika dilakukan di lokasi-lokasi tertentu.

Nilai LI ternak ruminansia di Kabupaten Kendal tahun 2013 dan 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.

tabel 8

Nilai LI di Kabupaten Kendal pada tahun 2013 dan 2018 cenderung sama dengan rata-rata nilai <1 yang artinya sebaran jenis ternak ruminansia di Kabupaten Kendal merata di seluruh Kecamatannya. Artinya, jenis ternak ruminansia baik sapi potong, kambing, domba, sapi perah, atau kerbau dapat tersebar relatif merata dengan tingkat peluag pengembangan yang sama. Hal ini terjadi karena beberapa Kecamatan di Kab. Kendal berdasarkan data LQ, menjadi basis sektor lebih dari 1 jenis ternak ruminansia.

Analisis Specilization Index (SI)

Indeks Spesialisasi (SI) digunakan untuk menggambarkan pembagian wilayah-wilayah berdasarkan aktivitas-aktivitas ekonomi dan terdapat suatu hal yang khusus. Nilai indeks spesialisasi menunjukkan derajat spesialisasi suatu wilayah terhadap suatu aktivitas ekonomi. Indikator ini dapat memberikan informasi terutama mengenai pola pemanfaatan sumberdaya yang tersedia di wilayah yang bersangkutan. Nilai SI ditentukan dengan rumus :

SI

Nilai SI menggambarkan kekhasan dengan kriteria :

  • Jika nilainya mendekati 0 berarti tidak ada kekhasan. Artinya sub wilayah yang diamati tidak memiliki aktivitas khas yang relatif menonjol perkembangannya dibandingkan sub wilayah lainnya.
  • Jika nilainya mendekati 1 berarti terdapat kekhasan. Artinya sub wilayah yang diamati memiliki aktivitas khas yang perkembangannya relatif lebih menonjol dibandingkan dengan subwilayah lainnya.

Nilai SI di Kabupaten Kendal selama 5 tahun terakhir disajikan pada tabel berikut.

tabel 9

Hasil analisis SI menunjukkan nilai mendekati 0, yang artinya tidak terdapat ke-khas-an di Kecamatan tertentu. Hal ini didukung hasil analisis LI yang menyatakan bahwa penyebaran jenis ternak relatif merata di setiap daerah.

Nah… dari ulasan di atas, kesimpulannya

  • Sapi potong, kerbau, kambing, dan domba di Kabupaten Kendal memusat dan mempunyai peranan penting di beberapa kecamatan dan mengalami pergeseran selama 5 tahun terakhir. Sedangkan ternak sapi perah tidak mengalami pergeseran titik basis sektor selama 5 tahun terakhir.
  • Penyebaran jenis ternak ruminansia di Kabupaten Kendal cenderung merata dan memiliki peluang pengembangan yang relatif sama.
  • Tidak terdapat ke-khas-an ternak tertentu di daerah Kab. Kendal karena memang di 1 kecamatan saja, bisa menjadi sektor basis lebih dari 1 jenis ternak ruminansia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran diantaranya faktor ekonomi, diantaranya pembangunan Kendal Industrial Park yang menyerap tenaga kerja sehingga terjadi peralihan profesi, trend permintaan, letak pasar hewan, perubahan preferensi dalam berternak (peternak sapi potong beralih ke kambing/domba dan sebaliknya), serta perubahan kondisi cuaca suatu daerah. Apabila ingin mengetahui secara akurat mengenai sebab pergeseran sektor basis ternak tertentu, tentunya perlu dilakukan penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Kendal. 2014. Kabupaten Kendal dalam Angka 2014 (Kendal in Figure 2014). Kendal. Available from: kendalkab.bps.go.id

BPS Kabupaten Kendal. 2019. Kabupaten Kendal dalam Angka 2019 (Kendal Regency in Figures 2019). Kendal. Available from: kendalkab.bps.go.id


Saya sampaikan terima kasih bagi yang sudah menyimak sampai disini. Semoga ulasan panjang ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca. Saya terbuka apabila terdapat masukan atau koreksi terkait tulisan saya ataupun sumbangan ide, bisa disampaikan melalui email : melianasution@gmail.com

Sekian ulasan saya hari ini. Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan. Selamat malam dan sampai jumpa di post selanjutnya ! 🙂