12 Challenging Months as MDT Nestle

Nestle Medical delegate Trainee. 13rd October 2015 is our ANNIVERSARY!

job-change

Hi, it is a long time not seeing my wordpress… Yea, since July 2015 I officially being Mrs. Rahman Hakim and to be unda of twins Nabhan and Nabihan. Oh Dear! Such as happy life. Haha… I need time to adapt with my current status right now as a wife, as a mother, also as carrier woman.

I’m 23 years old and married woman why ? secepatnya mau nulis juga tentang nikmatnya nikah muda *mlipir.

Yea, BACK TO TOPIC. Thanks for all readers who visited my blog and have bunch interest for Medical Delegate Trainee Recruitment. I’m so blessed can give useful information. I’m so sorry if I’m too to the point when replying your email. Because, I have to answer a lot of emails inside my office mail.

I’m hospitalized about a week and have to bed rest so I can write this post. Pray for our health ya because health means everything can’t paid by anything.

Alhamdulillah, today I accept the congratulate latter from Nestle Head Office Management that I already passed my Medical Delegate Program and soon being regular Medical Delegate. It means… I also already passed 12 challenging months! Of course! Why?

Here… I will tell you a lil bit a lil sweet memories being junior in company. Mungkin, beberapa ulasan akan bisa diterapkan untuk global di semua company namun ada beberapa pula yang spesifik tentang habbit works di Nestle.

I COME IN WITH IDEALISM, HA ?

Sebelum mengenakan toga, aku selalu menekankan pada diriku please miliie… jangan idealis, jangan idealis, jangan idealis. Ya, aku sering sekali mengatakan hal tersebut pada diriku terlepas aku adalah orang yang sangat strong dan perfeksionis. I’m so sorry for all my staffs when I’m being President of HM S-1 Peternakan UNDIP 2013, berkaca dari 1 tahun memimpin, aku banyak mengenal diriku sendiri. Kendati aku selalu berusaha mendampingi kalian dan ingin yang terbaik, ku sadari aku begitu strong dan perfeksionis kadang membuat kalian pusing, semoga hal positif bisa diambil dan negatif ditinggalkan ya. Terimakasih suka dukanya, terimakasih selalu memberikan masukan pada saat itu tanpa menunggalkanku. Jadi baper inget kerja sama sama team sampe tengah malem kadang, tapi puasssssa banget pas paginya kalo acaranya lancar. Inget pertama ngasih sambutan masih belepotan sampai hari terakhir berdiri di podium ngasih sambutan udah a lot better. Aku menyadari seni belajarnya seseorang… Menjadi pimpinan bukan sekedar mencari pengalamanan tetapi juga untuk berkontribusi. Ajaib sampai detik ini masih terkenal betapa perfeksionisnya aku dulu dan detail saat mengevaluasi persiapan, BUT WE ARE GREAT TEAM AND I M SO PROUD CAN WORKING WITH YOU ALL. Meskipun kadang sedih kadang seneng diungkit-ungkit idealis n kerasnya. Hehe ndapapa. Sifat idealis ini benar-benar harus bisa kita atur sedini mungkin, keidealisme-an seseorang tidak bergantung pada usia seseorang, karena masih banyak pula orang yang sudah ‘matang’ namun masih mendewakan idealismenya. Memiliki idealism pribadi adalah suatu hal yang baik karena menandakan bahwa kita merupakan orang yang berprinsip dan memiliki tujuan hidup yang jelas serta apa-apa yang ingin kita capai kedepannya. Namun, apakah hal tersebut cukup? Of course not, because ada beberapa prinsip yang harus kita kaji kembali apakah masih relevan dengan kondisi sekarang ini juga apakah masih relevan dengan keadaan Indonesia sekarang ini?

Baiklah, mari kita Tanya pada diri kita sendiri… pernahkah kita berpikir seperti ini atau pernahkan kita mendengar kawan berkata seperti ini…

  1. Gue mau kerja apa ya ntar abis lulus… kan gue S1 harus ngelamar yang posisi manager-manager dong pastinya… kan S1 itu lebih ke pemikir bukan pekerja, jadi gue musti jadi plannernya.
  2. Gue mah ogah kerja di marketing, pokoknya gue ga mau kerja yang ada targetnya!
  3. Kerja apa ya yang bisa langsung naik jabatan cepet?
  4. Gue mau kerja yang bisa pulang cepet.
  5. Pokoknya gajinya harus diatas 5 juta HAHAHAHA!!
  6. Gue pengennya kerja di ruangan ber-AC…
  7. Gue pengennya kerja di perusahaan terkenal…
  8. Gue pengennya kerja sesuai dengan disiplin ilmu gue pokoknya *bawa bendera fakultas*.
  9. Gue ga mau jauh dari orang tua *tear*
  10. Gue daftarin aja semuanya ntar yang paling bagus yang gue ambil. Tapi gue kok kesel ya kalo si A apply sana sini mana doi pinter, ah kalo ada lowongan mending ga usah gue kasih tau kali ya.

Gimana? Pernah?

Gapapa… wajar kok… mungkin masih banyak 11,12,13,14,15, dst… tapi intinya gimana usahanya buat moved on aja dari zaman-zaman jahiliyah seperti itu. Why ?

  1. Manager? Iya ndak papa sih… ndak salah… tapi misi mas mbak fresh graduate… coba digoogling angka pengangguran S1 berapah S2 berapah. Cerita S1 langsung jadi manager itu sekarang udah jadi fairy tale L mungkin kalo jaman ibu bapa aku masih begitu, masih kuliah aja udah di tag buat kerja wakakaka… eh tapi tapi bisa juga sih… di perusahaan babenya sendiri. Langsung dirut malah. CIPTAKAN PELUANGMU! *TOKOPEDIA*
  2. NO COMMENT sama tipe idealism yang kaya begini. Intinya sih ujungnya mereka biasanya 1 tahun kemudian setelah freshgraduate nya basi, “kabarin ya kalo ada lowker… apa aja deh…” meskipun ga semuanya, kebanyakan…
  3. Kerja apa ya enaknya? Kalo bisa itu aku juga mau X.X
  4. Em… idem point. 3 deh.
  5. HAHAHAHA NO PAIN NO GAIN (pasal 1). Sekali lagi HAHAHAHAHA. Jadi inget dulu ada yang bilang ngapain kerja di Nestle. Berat loh, buat cewe kerjanya berat, and blalablaaa berat pokoknya. Jawabannya? Kembali ke pasal 1. Gitu aja, ndak udah repot.
  6. Gue juga… pasang AC di kamar sendiri. Gimana?
  7. Iya gapapa kok punya idealism gini, Cuma jangan sampai jadi pengantar menjadi pengangguran terlalu lama ya Guys!
  8. Ini boleh juga lah… andai aja kementan sama dirjen peternakan isinya anak pertanian sama peternakan kebanyakan *andai*. Kadang yang cuap cuap tentang impor impor sapi aja ga ada gelar-gelar Peternakannya.
  9. I think everybody won’t yah. But at least when you are graduated from collage you’are 20 years old. Be mature… be wise… jangan sampe juga mengantarkan ke jurang pengangguran terlalu lama.
  10. Wuidi… rejeki tuh ga akan lari kemana-mana… lagian kalo ga ketemu si A di recruitment, yakin banget lainnya bakal under semua ? hehe… just intermezzo ajah, dulu ada beberapa orang yang menyembunyikan lowker dariku… aku memandang semua itu dengan “Terimakasih, bagimu aku sesuatu ya.” Hahaha… kalo aku malah gembar gembor sana sini tiap ada lowker… gatau kenapa asik aja sama temen daripada bengong. In fact… Alhamdulillah… I’m include one of beberapa yang ga sempet nganggur. Alhamdulillah Ya Allah atas semua anugerahMu.

Sesungguhnya, ga salah kok memiliki pemikiran seperti itu dan sangatlah wajar… hanya saja jangan sampai pemikiran-pemikiran itu malah mengantar ke kehidupan yang kurang menyenangkan. Belajar menjadi pribadi yang dinamis tapi bukan plinplan, bijak membaca peluang, dan pasal 1 itu penting 🙂 dan ndak bisa dipelajari semalam kaya mau kuis. Learning by doing… merubah kerangka pikir dan pemahaman juga memerlukan pemahaman yang mumpuni. Mengubah sifat dan pola pikir lebih baik : contohnya dulu aku ikut rec bank A, dan gagal si psikotes yang katanya menggambarkan kepribadian kita selain kecerdasan, dari situ aku belajar tapi lama lama bosen juga belajar buku… Akhirnya aku berpikir jika mang itu mencerminkam kepribadian, maka aku siap merubah diriku lebih baik! Gimana? Salah satu yang aku lakukan adalah mencari aktivitas positif sambil menunggu wisuda dan BERPOSITIF THINKING. Ini SIMPEL tapi SUSAH TERNYATA! Coba deh introspeksi diri dan setiap menghadapi hal yang mengesalkan, belokkan pikiran agar tetap tenang dan positif. Ku lakukan itu terus menerus dan memang usaha tidada pernah mendustai hasil. Di proses proses berikutnya ada sekitsr 4 perusahaan aku lolos psikotes. Hanya biasanya mereka lama utk mengumumkan hasil. Banyaklah sharing dengan orang-orang sekitar dan ciptakan filter untuk diri sendiri. Sesungguhnya (lagi) orang-orang yang mau maju dan memiliki filter pribadilah yang go beyond. Memiliki pekerjaan seperti impian adalah hal yang juga diimpikan semua orang, hanya… jangan sampai mimpi menghancurkan mimpi-mimpi lainnya. Konsep melihat pintu lain yang terbuka itu ada benarnya. be wise…

12 CHALLENGING MONTHS

emm… buat masuk ke inti PROLOG selalu panjang yah, haha… 12 bulan menjalani Medical Delegate Trainee bukanlah hal mudah karena background pendidikanku yang juga ga ada basic marketingnya juga. But, I always remember Mr. Stephen King (previous CBM on NIN) speech on our first training.

“Stay and contribute at least 2 years in here, and you can be everything.”

Setidaknya setiap keputusasaan dan kelelahan melanda, sering kali aku mengingatnya. But, is it true? Perlahan dari waktu yang terlewati… I think it is true. Menjadi seseorang yang dipercaya membangun sebuah area menuntut aku menjadi multi talented juga. Harus bisa dong negosiasi, harus bisa dong lihat view bisnis kedepannya, harus bisa dong jadi MC (padahal dulu boro-boro), dan skill lainnya… begitulah. Setiap part kehidupan di dunia ini pasti ada hal negatif dan positifnya.

Awal di area muncul banyak sekali pertanyaan. bisa ga ya aku? betah ga ya aku? cocok ga ya aku? dan lain-lain. seoarang diri, galau pula. pertama ke rumah sakit… langsung pening. dicuekin sana-sini gara-gara pada sibuk. pening sih… tapi dari situ aku tau tentang best time visit. berkelana sampai pegunungan dan naik motor… errr…. pengalaman tak terlupakan. nangis di motor sambil keliling-keliling… keujanan… itu semua kenangan yang menjadi sejarah perjuangan. 12 bulan yang sangat menantang ini mengenalkan dan mendalamkan beberapa skill diantaranya negotiation skill, administratio, entertain, dan banyak lagi. learningnya adalah…

dimanapun dirimu berada, peluang untuk belajar dan berusaha berkontrbusi itu PASTI ADA.

Company bukan collage. Such as different life! Beda? Beda banget… jangan berharap bisa menemukan tempat kerja yang lo cocok sama semua orang di dalemnya. Atau yang saling nunggu seperti jaman kuliah. Ndak ada… kerja itu kompetisi dan tanggung jawab, yaa kuliah juga sih. Bagaimanapun juga. Padang bunga tuh ga asik kalo isinya satu warna. Ya ngga? jadi biarkan semuanya berwarna-warni… hal termudah ketika kita tidak dapat merubah orang lain atau sekitar adalah merubah diri sendiri. menyesuaikan dengan kondisi. berat sih… rasanya terkadang mikir enak banget disini, kadang juga mikir jenuh. ya kan manusia biasa? endingnya ajah mikir… namanya dunia pekerjaan ya memang seperti ini 🙂 kehidupan akan seperti ini, pro dan kontra, suka duka, tawa tangis, semuanya sepaket.

Membahas tentang idealism. Apa aku ga idealis? Wah… sebenernya idealis banget, cuman beberapa idealismeku sering ku pikir kembali, baik ga buat kehidupan kedepannya. Dude, mendingan puyeng kerja daripada puyeng CARI KERJA.

Bekerjalah seakan kita hidup selamanya

Beribadahlah seakan kita akan mati besok.

Learningku disini adalah bagaimana memiliki attitude yang baik, pengembangan soft skill kalo dulu cuma ngomen MC ngomen Moderator sekarang aku ngerasain deh jadi mereka, skala prioritas, analisa masalah lebih responsive, dan masih banyak lagi pokoknya .

ASIKIN AJAH! Semuanya itu PROSES!! Nothing to Lose guys!

Tulisan ini hanya sedikit cerita tidak bermaksud menyinggung siapa-siapa. Just for fun. Silakan ambil positifnya dan ditinggalkan negatifnya.
Salam Inspirasi!

Melianasution