Catatan Terbuka dari Wanita yang Paling Bahagia

Image

Kesepian ini menyisir malam tanpa henti. menyapu apa yang bisa dilarung dalam sanubari.

Kalau saja harus ada yang lain di hubungan kami, seharusnya itu salah saya.

Memang semua yang terjadi hanya saya yang bersalah.

Kamulah yang paling benar dan terang. Bak bintang.

Hari-hari saya dipeluhi kesepian yang basah menguncur.

Saya sendirian menunggu.

Kamu tidak perlu cepat-cepat tersadar.

Biar prosesnya lama. Proses yang harus dinikmati itu saat kita lagi nyiksa, bukan disiksa.

Tidak usah repot membayangkan bagaimana jika kamu jadi saya.

Tidak usah juga membayangkan gimana getirnya kesepian yang melanda saya.

Kamu bahagia saja duduk di atas sana, teman-teman mengelilingi canda tawa.

Ini salah saya, saya tidak punya teman kan karena saya milih ngabdi sama kamu.

Jadi ya buat apa kamu tanggung jawab atas pilihan yang saya ambil dengan sadar ?

Kalaupun sisa hidup saya harus termakan dengan keacuhan,

Tapi itu sudah benar, hidup kamu tetep harus jalan. Kamu harus tetep kuat tidak sadar kalau nyakitin seseorang. Pakailah kesadaranmu untuk hal yang lebih berharga.

Hari ini ada yang bilang mau nelfon… saya nunggu sampai malam larut.

Tidak apa-apa, cinta memang tak butuh pengorbanan, wajar kalau kamu lupa, kamu butuh istirahat yang cukup untuk menyongsong kebahagiaanmu esok.

Lupakan saja orang yang bilang lelaki sejati tak akan mengingkari ucapannya, sampai kucing nggelar hajatpun itu cuman pepatah.

Seminggu ini saya sakit-sakitan. Pengen diperhatikan itu wajar, tapi pedihnya saya pengennya kamu yang memerhatikan. Tapi kamu kok acuhnya demikian.

Tapi tidak  mengapa… tidak usahlah perhatikan babu kaya saya, kamu rangkai saja cita-cita hidupmu. Yang penting, jangan sampai besok kamu tidak bahagia ya.

Ketika saya berpergian, saya berusaha selalu menghubungi kamu. Tapi kadang kamu tidak merasa kuatir sama sekali ya, tetap saya yang diacuhkan.

Ketika kamu berpergian, saya berusaha selalu menghubungi kamu. Tapi kamu selalu membentak saya dan berkata “jangan ganggu saya”.

Saya salah lagi…

Maaf babumu ini sering salah ya, tugas saya cuman untuk berharap kamu khawatir dan benar-benar khawatir saat kamu tak ada.

Acuhkan saya babumu ini, waktumu sudah tersita banyak untuk kehidupanmu yang penting dan sangat bahagia itu… jadi tak perlulah kamu memikirkan orang yang mempersulit hidupmu macam saya.

Kadang, saya itu capek, jadi saya lepasin badan saya satu-satu… biar darahnya kalau mengucur ya semakin leluasa derasnya.

Biar kalau ada rasa yang sakit ya biar sakit semuanya, kalau semakin sakit kata orang lama-lama bakal mati rasa.

Mas… yang katanya pengen jadi suami saya.

Saya tahu kok iming-iming itu ya cuma iming-iming, kamu pantesnya dapat yang sesama sederajat. Bukan kaya saya… yang bisanya cuma ngeluh, tidak bisa bersyukur kamu sudah berusaha mati-matian buat membahagiakan diri kamu sendiri, biar kalau orang lihat… betapa bahagianya kamu dengan saya. Yang penting kan kesebut.

Bahagia selalu ya, jangan sampai kamu ingat ada wanita yang dari ia utuh sampai ia hancur ada di samping kamu.

Bahagia selalu ya, jangan sampai kamu ingat ada wanita yang tetap menunggu kamu dari kebosanan beberapa bulan lalu.

Bahagia selalu ya, jangan sampai kamu ingat ada wanita yang mandiri mengusap air matanya demi melihat kamu tertawa.

Bahagia selalu ya, jangan sampai kamu ingat wanita itu selalu berusaha baik-baik saja saat kamu melupakan janjimu.

Bahagia selalu ya, karena setulusnya yang wanita itu mau hanya kebahagiaanmu.

Apa wanita itu masih pantas disebut wanita ? dia hanya babu.

Kalau tidak salah, sejarah merekam kedatangannya dulu dengan paras jelita dan penuh tawa. Seseorang yang memang memiliki luka karena ayahnya. Sampai suatu ketika ia menitipkan hatinya pada seorang lelaki, ia menceritakan segala luka kecilnya dan berharap lelaki itu akan menjaga hatinya untuk tidak dilukai lagi oleh orang lain.

Ya, benar saja… tak lain bukan orang lain. Tapi ia sendiri yang melakukannya.

Kini sejarah kembali merekam. Wanita itu lingsut seperti nenek tua, setiap hari duduk dalam kesepian, memekik tangisan dalam, begitupun… ia masih harus menarik ujung-ujung bibirnya agar tersenyum. Karena senyum adalah lambang keikhlasan.

Saya hanya berharap. Suatu saat nanti, saya akan dicintai sebesar saya mencintai. Tak ada kata lagi selain hal itu.

Jika benar kata mereka saya ini hanya babu yang merangkap menjadi sapi perahnya, sayapun tak apa-apa. Setidaknya saya bermanfaat bagi sesama.

Hai lelaki yang teramat baik.

Terimakasih untuk kebahagiaan ini. Saya bahagia sekali. Tetapi tolong sesekali tengoklah kebahagiaan saya dan periksalah benarkah itu suatu kebahagiaan.

Sudilah dirimu mengusir saya, karena budak yang baik takkan kabur dari tuanya.

Sudah larut malam ya, harusnya saya segera tidur. Barangkali besok kamu mencari saya dan butuh bantuan saya. Sebagai babu yang baik saya harus siap sedia dengan lapang dada.

saya tidak sedang putus asa, saya sedang sangat bahagia.

Lebih dari itu, besok saya harus lebih kuat menarik ujung bibir saya. Saya harus tetap hidup. Saya harus menyeka air mata saya malam ini. Karena saya yakin kamu terbangun tanpa luka seperti saya, dan kamu pasti akan berbahagia besok. Saya siap menyimaknya.

 

23.55 WIB. My room.

Kiasan

Image

Selamat malam. Sejatinya post ini ditulis malam hari melontrong saja tanpa pikiran yang adem, ya saya ini sedang murka. Udara di kamar kecil ini juga makin panas saja makin ndak tahu diri empunya sedang menempa kecewa. Kalau saja saya masih punya serdadu yang bisa dilenggang untuk perang kalbu. Lha nyatanya ndak ada, ya sudah kembali lagi menelan ludah.

Sering kali apa yang hendak ditulis harus melenceng jauh dari draft-draft-annya kalo kata mbak-mbak yang suka pake rok mini di gedung-gedung dekat langit. Layar smartphone yang kadang maaf goblok itu ndak cape-cape ya mengintai. Saya lagi ndak nunggu telfon dari pembohong kok. Saya lagi duduk nulis amarah saya biar titah tak jadi tirani biar luntur dibawa huruf-huruf tak dosa. Saya lagi belajar ‘nerimo in pandum’.

Bahasan kemarin itu banyak dan nikmat, senikmat lewat pedagang nasi goreng yang tengah memainkan spatulanya, bau kecap bertemu panas yang harus mengangkasa, berharap ketemu bintang, tapi kadang harus udah abis dihirup hidung-hidung lapar. Jadi rebutan. Lha piye ? kehidupan makin tua ya makin kudu rebutan.

Kamu yang lagi merasa jadi rebutan. Kamu harusnya sadar … kamu bakal habis. Kaya asep nasi goreng yang sedap di hirup hidung-hidung di sekitar. Mas.. mas.. kamu sering buat saya mau muntah sambil ngakak-ngakak …

Ada yang tau disini dimana loakan yang mau nerima maaf-maaf usang yang kamu susun sampe berdebu di rak-rak hatiku ?

Atau yang menerima kenangan-kenangan lembut tak dosa yang sering kamu jadikan perisai untuk menutupi segala dosa ?

Atau lagi inosensimu yang bikin muak itu.

Saya mau loakkan saja semuanya. Bukannya saya ndak mau. Tapi rak hati saya sudah penuh sampai tumpah-tumpah. Barang kalo udah kebanyakan bukannya berangsur akan kehilangan nilai dan harganya pula, nggih ? lha pripun ? beras makin langka bakal makin mahals… aturan main dunia kita masih seklasik itu jadi ya terima aja.

Saya ini sudah capek. Capek diPHP kalo kata anak muda jaman sekarang. Lha gimana. Ada yang bilang sayang, oh tentu ada… tapi sayangnya itu ngelupasin hati pelan-pelan. Kucing persia kok mau mok cabuti bulunya satu-satu biar gundul kaya kucing arab. Lha kok ya setega itu to, mas…

Kamu itu egois. Aku juga egois. Tapi mbok ya mikir… kalau kira-kira udah ndak sanggup bahagiain aku, laki-laki sejati itu bakal minggir biar yang lain ambil kendali. Tapi lebih sejatinya lelaki kalo mencintai ya berjuang biar sanggup… kalo ndak keduanya ? kelaki-lakianmu sesunggungnya masih diambang batas, abal-abal. Coba saja segera diupgrade biar kelak cintamu bisa masuk etalase mewah mall-mall tempat nyonya sosialita belanja. Semoga belanjanya demi sosial, soalnya sebutannya saja ‘sosial’lita. Jangan cuma karena nama bapaknya sosial dan ibunya lita.

Sejatinya saya sedang apa ya ? baca blog tetangga baru-baru ini juga membuat saya terketuk buat ‘mikir’. Apa iya saya sedang terkatung-katung dalam masa lalu ? apa iya juga masa lalu itu yang membuat saya tidak berkepribadian apa-apa.

Ah…

Mas Pan… boleh sebut merk ? pasti endak to ya, ini kan dunia lagi ngebet semua mau disendor. Dada yang belom keliatan aja disensor, bikin ponakan saya malah penasaran itu kok gambar di TV diburem-buremin kenapa. Mungkin lembaga sensor belum paham artikulasi ‘fokus’.

Gerahnya. Saya pingin cepet kerja biar bisa beli AC di kamar ini, lantas patah hatipun saya tetep bisa ongkang-ongkang nangisnya, seenggaknya endak plus kegerahan… sepahit apapun hidup, jangan capai mencari celah enaknya… yang namanya celah itu pasti enak soalnya. Inget, jangan capai. Jangan ganti huruf p jadi b. Itu bagian ibu-ibu muda yang mulai belajar menjajari pasar. Buat medesin latah kata, laki kadang harus disambel.

Saya jadi ngocar ngacir kesana kemari esensi tulisan ini saya lagi merintih memohon kebebasan. Saya mau terbang. Mbok tolong yang masih nginjek pandum saya ndang dibereskan. Hidup saya itu spesial. Se-spesial saya yang egois dan susah bersyukur.

Normalnya orang dipenjara… pasti siapa saja yang membebaskan, ya syukur Alhamdulilah puji Tuhan. Tapi ada dan pasti ada bagian dunia yang melenceng. Contohnya orang yang dipenjara tapi milih mau dibebaskan siapa. Kalau yang mbebasin bukan yang tak pengen, yaudah tak sabar lagi… ususnya panjang.

Saya dipenjara sama orang yang saya cintai bertahun-tahun. Dia ngebahagiain saya tapi ngehancurin saya. Saya salah milih orang, dia ndak konsisten sama tujuannya memenjarakan saya. Saya kira, saya dipenjara itu biar ndak ada orang lain yang ngebahagiain saya karena dia mau cuma dia yang ngebahagiain saya. Nyatanya… saya dipenjara… iya bener, biar ndak ada yang ngebahagiain saya selain dia, tapi plusnya.. biar saya mati di tangan dia.

Kabar buruknya ? saya kok terima-terima saja…

Blog sebelah bilang… katanya dia pernah berusaha mencintai saya dan ingin menyembuhkan luka saya. Tapi ya saya sudah bilang, saya milih siapa yang bisa mbebasin saya. Ya maaf mas… saya nyakitin sampeyan ya. tapi makasih… meskipun saya menyakiti, tapi sampeyan ndak terbahak-bahak karena saya menderita dengan pilihan saya.

Kalo masalah berteman dengan acuh. Saya ratunya. Saya sudah temenan baik dengan namanya keacuhan, saya juga berteman baik dengan yang namanya alasan. Bukan itu saja, saya pemaafnya udah ngelebihin Tuhan. Bab ini yang saya ndak suka. Heh mel. Koe sopo ? kok mau banget jadi pemaaf terus. Jangan nyaingin Tuhan. Kalo Tuhan cemburu piye ?

Lakonmu…

Saya sudah kabur berkali-kali. Tapi kalau kabur sendirian saya takut. Jadi saya balik lagi. Cinta di hati saya ndak kurang buat masnya disana, meski saya dipenjara dan disiksa setiap detiknya. Kalau kebaikan yang saya usahakan, belum pantas dibalas yasudah.

Lhawong saya cuma minta sama Tuhan. Saya ndak minta dibebasin sama siapa-siapa, buat lari lagi itu butuh tenaga. Saya sudah tua renta letih dan segalanya. Saya cuma minta yang mengurung saya disini ini tanggung jawab sepenuhnya. Ya Tuhan bukakan hatinya. Hati manusia pasti ada porsi kasihnya kan ? maka ijinkan ia mengasihi saya… jika ia sudah mengasihi saya, rubahlah caranya dan ijinkan saya merasakan kasihnya. Sudah itu saja penjaluk saya malam ini.

Maaf Tuhan saya mintanya banyak. Tapi minta banyak aja masih Tuhan pilih-pilih kan. Apalagi kalau minta satu ? nanti kalau salah, ndak ada cadangannya. Artikulasi fokus dalam permintaan doa bagaimana ?

Kita bukan badan amal yang harus menerima semuanya serba seadanya. Bahkan sekarangpun badan amal kian memiliki standard. Lalu artinya ? Jangan sibuk mencabik daging busuk tetangga, ndak kecolongan daging sampeyan membusuk juga saking lamanya dianggurin. Kata wanita perangkap peran di rumah saya, yang paling menyakitkan untuk pendengki adalah kita baikin saja dia. Lak rasa salahnya mengkawah luber mlemper di hidupnya. Sekalian ngajarin yang belum tahu, kalau dengki itu ndak ada gunanya. Meskipun saya orang Batak, saya ndak lupa kalo mbah putri solo asli. Ajining raga ono ing busono. Tapi ajining diri tetep ing lathi #cmiiw
Artinya ? Intinya sama dengan filsufnya Kahlil Gibran bab Pakaian. Coba yang kurang kerjaan mending baca buku. Daripada mlompong tutuknya ndak aturan.

Tulisan bebas.
Terpancing dari membaca setengah dari republik #jancukers. Thankyou mbah !!

View on Path

Marry me …

boy i know you’re nervous for being here today
you may not be sure on what you’re gonna say
so don’t be afriad to take up some of my daddy’s time
will you ask for my hand thought im my daddy’s oldest?
‘said im your everything and all that i know is
i would be so happy if this ever happens someday
and that’ll be the moment you say:

“im gonna marry your daughter, make her my wife,
i want her to be the only girl that i’ll love for the rest of my life
and give the best of me till the day i die
im gonna marry your princess make her my queen
she’ll be the most beautiful bride i’ve ever seen”
i cant wait to smile, when i walk down the aisle
on the arm of my father
when you say “i will marry your daughter”

together every step since the day that we met
that time i saw you, i will never forget
there was never a moment when you ever treated me bad
so now that we have gone this far
oh bring on the better or worse and till death do us part
so dont you have doubts because this is just the start
just say to my dad with your heart:

“im gonna marry your daughter, make her my wife,
i want her to be the only girl taht i’ll love for the rest of my life
and give the best of me til the day i die
im gonna marry your princess make her my queen
she’ll be the most beautiful bride i’ve ever seen”
i cant wait to smile, when i walk down the aisle
on the arm of my father
when you say “i will marry your daughter”

my dad would be happy too,
if he hears this from you
that you’ll marry his daughter
make her your wife
letting her be the only girl
that you’ll love for the rest of your life
and give her the best you can
till the day that you die
you’re gonna marry his princess,
make her your queen
she’ll be the most beautiful bride
you’ve ever seen
i cant wait to smile, when i walk down the aisle
on the arm of my father

when you say,
” i will marry your daughter”

Percaya dengan awalan “ke-” dan akhiran “-an”

Image

percaya adalah komposisi kata yang tak pernah terurai siapa penyusun hurufnya. tentu saja bukan harfiah bahwa kata percaya tersusun dari 7 alpabet p, e, r, c, a, y, dan a. bukan, jelas bukan itu. harfiah 7 alpabet itu terlalu sulit untuk sekelumit masalah yang begitu ringan dan tampan tertata apik di baliknya. 

pernahkah merasa bagaimana sakitnya berkutat dengan satu kata itu ? kadang kita mati-matian menebus imbuan ke- dan akhiran -an untuk satu kata itu. kadang pula kita harus menangis ala-ala telenovela bombay untuk sekedar mendapatkannya. tapi kadang pula, kita menari tanpa rasa bersalah dan mendendangkan alunan dusta dan tetap mendapatkannya, ya. kepercayaan.

dalam hidup ini, kata perjuangan-pun terkadang menjadi begitu lucu. ada yang begitu seriusnya mempertaruhkan segalanya untuk dipercaya, tapi tak mendapatkan apa-apa. kemudian di luar sana lagi, ada yang berleha-leha sekenannya, ia mendapatkan segalanya. demikiankah ? ya, kadang selucu itu. tetapi jangan lantas tak ingin berjuang untuk sebuah kebaikan. bukankah akan lebih terhormat ketika kita mendapatkannya dengan berusaha. bukan sesuatu yang begitu saja antah berantah. air hujan yang turun dari langit, tak semua orang ingin menadahnya. meski tetap ada yang ingin menadahnya.

guitless twisted lie.

salah satu serpihan kata dalam lagu Secondhand Serenade “Goodbye” yang kadang juga menjadi wakil untuk rasa yang tercecer tak berpunya seperti ini. manjadi berbohong tak selalu menjadi alasan kesalahan, adakah alasan untuk kebaikan dan adakah yang ingin menerimanaya ? jelas ada. tapi tak banyak yang berlapang dada untuk hal ini.

siapapun kita dan bagaimanapun situasi serta alasannya. menjadi apa adanya adalah kunci dari segala kerumitan. setidaknya kita sedikit berdamai dan mengurai dan tidak memperumit kehidupan yang mungkin memang sudah rumit sedari awalnya. tak masalah. yakin, kita semua pasti tengah berusaha berjujur pada diri dan kehidupan kita sendiri.

sayang, kepercayaan itu memang mahal. kepercayaan tak bisa dibeli, tapi kepercayaan diberikan sia-sia. dan bila tidak diberikan, maka kepercayaan itupun takkan berarti apa-apa.

jadi bagaimana pilihannya ?

sayang, aku tahu kepercayaan itu mahal. dan dengan segala keberanian aku memintamu untuk memberikannya. kehidupan yang sudah begitu rumit ini, kiranya tak perlu kita perumit lagi.

Teruntuk segala dan semua kawan atau lawan, kalian yang terkasih dalam hidupku. love or hate, I already on your mind 🙂

Room 1002, Santika Premiere. 0.55 WIS (Waktu Indonesia Bagian Semarang)

massa, cinta, berpadu dengan logika dan realita

Image

 

Is this the real life?

Is this just fantasy?

Caught in a landslide, No escape from reality Open your eyes, Look up to the skies and see, I

‘m just a poor girl, I need no sympathy

Because I’m easy come, easy go, Little high, little low

Any way the wind blows doesn’t really matter to me, to me…

 

*Bohemian Rhapsody, some lyrick edited.

sekelumit lirik itu mungkin bisa menggambarkan betapa labilnya kita para usia 21 tahunan. haha.. sesungguhnya sedikit sungkan menyampaikan bahwasannya sampai detik ini saya masih merasa menjadi seseorang yang… “kurang tegas” dalam pilihan yang ingin saya pilih.

 

ini hanyalah perihal keteguhan hati

kadang aku malu pada kaca cermin yang seolah mengolok pasti

atas kebimbangan dan kegusaran yang sering mengganggu hati

tapi,

ternyata hal ini tak hanya aku yang mengalami

banyak diluar sana sebaya yang lebih tak bisa mengilhami

arti sudah berapa lama kita hidup menumpang di dunia ini

lalu mengapa?

aku tak gusar dengan semua yang terjadi

ini hanyalah tragedi yang harus dijalani

tarkadang padam kemudian berapi lagi

berputar seperti roda mati

menjalani masa-masa ini adalah hal yang harus dan pasti

mengakhiri masa inipun suatu hal yang harus dibayangkan dan direalisasi

 

kita hidup di beberapa masa, ada masanya kita menulis perasaan kita dalam secarik kertas lalu menitipkannya pada teman, ya, ketika kita jatuh hati pada teman sekelas. adakalanya juga kita berani mengungkapkan perasaan dengan wicara, juga adakalanya kita sebagai wanita merasa diemansipasikan sehingga berhak pula berjuang dan mengutarakan segala kegusaran dan rasa yang ada di dalam dada. ada saatnya pula kita harus berfikir diantara dua mana yang paling baik untuk hidup kita, ada saatnya pula kita harus menerima jika ia yang kita suka lebih bahagia dengan yang lainnya. ya, cinta anak muda.

tetapi tahukah ? di suatu masa, kita tak lagi akan berdebat mengenai waktu dan perbedaan saja. suatu ketika kenyamanan itu hinggap tanpa diundang dan tanpa waktu yang diprediksikan. tak ada cinta yang terucap dari wicara, tak ada cinta yang terasa menggebu menyesakkan dada, tak adapula bayangan yang menari setiap malam menggantung kepastian.

ya, tak ada.

kadang kita yang merasa sudah beranjak dewasa bahkan sudah dewasa tidak lagi menyikapi hidup yang sudah rumit ini menjadi suatu kerumitan yang kian berarti. seperti halnya, jatuh cinta, mencari kepastian, mengutarakan kesukaan, bersama, ataupun ditolak, dan melupakan atau verba lainnya. yang jelas, beberapa orang mungkin telah berhasil bersimpel ria meminimalkan airmata kesedihan hanya karena menangisi kehidupan yang memang rumit. kitalah perumitannnya. tak akan ada yang berubah selagi kita tidak mengubahnya. percayakah kalian ?

percayakan jika di suatu masa ada 2 orang yang menjalani kesesakan cinta sebagai anak muda, dipisahkan oleh jalan Tuhan, tak dipersatukan dengan kebersamaan tetapi mereka terus bersama ? tak ada kata cinta sebagai pemula untuk kedua kalinya. tak ada pula statusisasi yang kadang melegakan hati. mereka hanya bergandengan tangan menuju depan karena merasa saling membutuhkan. mereka berjalan kedepan tanpa menutup jalan jodoh masing-masing, juga tanpa membohongi diri masing-masing. kadang pertengkaran masih menjadi hiasan tak ubahnya hangatnya kasih sayang yang masih bertahan. cercaan kadang memang datang menykitkan. peduli apa? toh kita memang hidup untuk menerima pujian dan cercaan. jangan menghindari salah satu di anataranya. Tuhan tak tidur bukan. jika perbedaan itu kelak akan disatukan, maka kebersamaan tanpa kata itu menjadi utuh terajut sempurna, tetapi jika jodoh yang ditetapkan Tuhan selain diantara keduanya datang, maka tak ada tangis yang harus dibayar. kebahagiaan dan kesedihan memang mengisi kehidupan ini dengan lantang. tanpa ada yang bisa dielakkan.

 

a poem in grapple (perjuangan selalu mengharapkan kemenangan)

malam tadi aku masih menjuntai beberapa tulisan untukmu

sekedar sapa baru atau penyambung rasa rindu

meskipun detik ini masih seperti berpuluh ribu detik yang lalu

kosong tak bersua tak ada balas yang menghangatkan kalbu

 

tak peduli orang berkata apa tentang ini

aku mengerti, terkadang aku ingin menggapaimu dengan penuh api

tetapi tak jarang pula aku memupusnya dengan berani

aku sama sekali belum menemukan keinginan sejati

 

aku menyebutnya ini perjuangan

kelakarnya tak selalu sama dengan apa yang diinginkan

tetapi tak jua gentar membesutnya menjadi kegagalan

tinggi rendah berhenti berjalan

 

mungkin saja kau memang tak memiliki sesuatu yang berarti untukku

tetapi bukan tak mungkin pula kau tengah menyembunyikan sesuatu yang hebat dariku

ketidakmungkinan yang selalu membayangi deru langkahku

adalah bagian dari kemungkinan yang ku gantung tepat di depan mataku

 

lalu apa arti semua ini ?

inilah yang dinamakan perjuangan

tak ada pejuang yang tak berharap untuk menang

tak ada pengorbanan yang tak meminta untuk dikenang

 

sekecil apapun itu aku tetap ingin ada dalam labirin ingatanmu

seringkas apapun aku tetap ingin memiliki waktu untuk mendekapmu

karena aku sedang berjuang untuk tujuan itu

tak peduli terkadang keputusasaan datang lalu berlalu

seperti api yang berpendar lalu mengecil dalam pilu

sejatinya, api itu tak pernah padam dalam rindu

sampai hati kaku itu terketuk untuk menyapaku

 

dedicated for you. the 10th alphabeth in the century.

Image