jalan pertemuan kami menurut Al-Qur’an

Surat Az Zumar : 42 :

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya : Allah-lah yang mengambil jiwa manusia itu ketika wafat dan ktika tidurnya sebelum wafat, lalu ditahannya jiwa itu (yang wafat) serta dilepaskannya kembali jiwa lain (yang masih hidup) sampai batas waktu yang ditentukan (bangun) Sesungguhnya hal itu menjadi bukti bagi yang mau berpikir (Az Zumar : 42) .

dari sinilah… jalanku bertemu denganmu. karena kuasa Allah SWT.

the simplicity of love and be loved

some people said …

that is loved more fun and joyful.

but I said:

I’m happier if I was loved and I love him anyway.

Rose-Jack-Titanic-Love-HD-Wallpaper-1080x607

a series of stories, sometimes we make it more complicated or sometimes we could make it easier wisely.kadang kita dipaksa menjalankan 2 peran sekaligus dalam kehidupan. di luar kendali atau di dalam kendali, semuanya bergantung kita sedang ada di posisi me- atau di- atau beruntungnya kita ada di dua posisi bersamaan dalam satu waktu. menyenangkan !

kadang, aku dicintai sebegitu hebatnya oleh seseorang, dia memiliki banyak sekali mimpi untuk membahagiakanku jika aku menerimanya. dengan segala konsepnya, aku menolaknya hanya karena aku tidak mencintainya. sangat lucu.

kadang, aku mencintai sebegitu hebatnya pula, dengan segala mimpi yang ku bangun untuk membahagiakannya. namun ? dia tidak menerimaku untuk membahagiakannya dalam hidupnya. ini juga lucu ? ya, kurasa begitu.

keduanya sama-sama. rasanya ingin marah dan menangis… mengapa kau tak percaya pada konsepku yang tulus. tapi bagaimana mungkin aku marah ? toh akupun tak bisa memaksakan diriku mencintai seseorang… jadi kita hanya berbeda posisi pada perihal yang sama.

apapun itu …

keinginanku sederhana… hal tertinggi terjadi ketika kita mencapai sebuah titik kesederhanaan,,.

aku ingin… sama seperti kalian, kalian pada umumnya yang saling mencintai. ingin seseorang memasang fotoku di akun jejaring sosialnya. sangat sederhana bukan ? tetapi aku ingin…

aku ingin,,, ketika aku akan terjatuh, seseorang memegangiku, atau setidaknya ketika aku harus menegakkan kepala melihat realita yang ada, seseorang menemaniku melihatnya.

aku ingin… seseorang yang menatapku seolah tak ada cacat dalam kehidupanku, seseorang yang mendefinisikan sempurna dengan definisinya sendiri…

aku ingin… seseorang yang pasti membuatku menangis karena aku begitu mencintainya, namun tak pernah membiarkan aku melewati tangisanku itu seorang diri…

aku ingin… seseorang yang ada sampai aku menutup mata. aku mencintainya, dan dia mencintaiku. 

that’s the simplicity of love and be loved.

keinginan ini begitu sederhana. tetapi sulit terjadi ketika kita ingin objeknya adalah orang yang mencintai kita dan kita mencintainya. Lucu bukan ?

12440-rose-and-jack-titanic-1680x1050-movie-wallpaper (1)

dan kita membeku dalam satu titik pertemuan pandangan. tetapi kita saling mencintai meski yang terakhir kali dan terkunci dalam salah satu loker kehidupan dunia ini…

fiksi siang hari yang gerah.

is not a bad man, but a bad woman

 

 

 

il_570xN.345427529

 

why I write in the way of a feminist? few reasons that might make sense is … I want my readers are mostly women. I want the women to have a soft heart full of sincerity, able to learn from the experience of others, and of course can think rationally. because, that destroys a nation is not a bad man, but a bad woman.

Love Perspective in My Eye

12 Ketika semuanya harus berakhir…

Adalah sebuah potongan lirik lagu yang begitu sering menemaniku akhir-akhir ini, yah… semenjak banyak kehilangan yang terjadi.

Aku takkan pernah menjadi yang sempurna, seperti yang kau pinta… aku takkan bisa meski telah ku coba…

Penggalan lirik yang lain kembali mengisi ruang kepala ini. Yah, tetapi kita memang takkan bodoh menuntut pasangan kita untuk sempurna, bukan? Tetapi, kadang kita menginginkan dia menjadi apa yang kita mau. Hal ini, sangat berbeda dengan menuntuk kesempurnaan. Bagaimanapun jadinya, setiap orang memiliki keinginan tentang ekspektasi orang yang ia inginkan untuk menghabiskan hidupnya. Bukan perihal tidak menerima apa adanya, tetapi adalah tentang seberapa luas kita mampu membuka hati dan membuka tangan untuk menerima kebaikan-kebaikan yang memungkinkan untuk membaikkan diri kita sendiri. Bukan hanya diam menjadi pecundang dan mengkambinghitamkan kata ‘sempurna’ hanya karena diri dan hati kita yang begitu sempit tak ingin mengakui kekurangan diri dan berusaha menambal kebocoran itu sekuat tenaga.
Cinta, kita memiliki perspektif sendiri untuknya. Cinta, kita memiliki pandangan sendiri untuk menilainya. Tetapi cinta, tak pernah berhenti bersyukur akan segala anugerahnya. Cintamu, haruslah bisa menasbihkan dirimu untuk menjadi lebih baik. Jika cintamu menggelisahkan kehidupanmu, atau membuat menangis karena sakit, maka itu bukan cinta. Itu adalah kekecewaan atas nafsu yang kau liarkan dan membuat kekecewaan menjadi dewa dalam kehidupanmu sendiri.

Aku begitu bersyukur, Tuhan memberikan mata yang tak semua orang memiliki mata yang aku miliki. Ketika aku mampu menembus logika menjadi hal yang sulit diterima nalar, ketika aku mampu menembus masa lalu dan serpihan masa mendatang. Terima kasih Tuhan, Kau menciptakan aku dengan segala pandangan mata perspektif yang serba mendalam. Terima kasih Tuhan, untuk mata yang selalu menginginkan untuk menengok kebahagiaan lain dari segala air mata yang diteteskan. Terimakasih Tuhan, untuk mata yang tak pernah lupa pada air mata ketika ia tertarik menyempit karena segelempah tawa…

Tak ada sebuah awalan yang tidak berpasangan dengan sebuah akhiran, seperti halnya tak ada kalimat yang akan berhenti tanpa sebuah titik. Akulah titik itu, akulah yang harus menemukan titik akhir pemikiranku. Pengakhiran, aku begitu membenci pengakhiran. Tetapi ? siapa sangka aku mencintai sebuah awalan yang membahagiakan. Begitu kerasnya, hingga aku harus mulai belajar untuk berlapang dada pada pasangan sang awalan. Sang akhiran.
Beberapa dari mereka yang ku cintai… selalu memberikan akhiran yang membuatku terus berfikir untuk memaknai kehidupanku disini. Cinta memang aneh, dan karena keanehannyalah terkadang orang berbondong memburunya, atau malah lari terbirit-birit darinya. Kau yang mana ? apa kau sedang mengejar cinta ? atau malah kau sedang lari darinya ? cinta itu begitu spesial. Jika kehidupan berkata hanya ada 2 pilihan. Maka cinta memiliki 3 pilihan, pilihan pertama… menjadi yang mengejar cinta karena ia yang ingin dikejar berlari. Kedua… menjadi yang berlari… karena dikejar cinta yang tidak diinginkan. Lalu yang ketiga, keduanya sama-sama berlari mengejar dan bertemu atau keduanya sama-sama berlari dan menemukan kebahagiaan baru. Kau yang mana ? ingat, selagi 3 hal yang terjadi itu adalah cinta, kau takkan merasakan kepedihan dan keperihan, sekalipun kau tau hatimu berdarah dan berceceran. Tapi, bukankah cinta dengan ajaibnya akan membuatmu tersenyum ? cinta selalu memiliki jalan untuk kesuciannya menjemput sebuah keikhlasan.
Ketika ia meninggalkanku selama-lamanya dan pergi ke surga. Aku mengerti bahwa setidaknya aku mampu mencintai seseorang dengan baik.. ketika seseorang meninggalkanku karena perbedaan, mengacuhkan dan menyangsikan ketulusan yang ku berikan, aku hanya harus meyakinkan diriku sendiri, memang ketulusan itu benda tak kasat mata, ketika orang tak mampu melihatnya, itu hal yang wajar, tetapi orang yang mampu merasakannya… hatinya luar biasa bekerja.

Just be Jenius…

Ya, menjadi cerdas adalah pangkal dari kehidupan yang lebih baik kata orang. Sekalipun, sumbatan luka yang aku harapkan, sekalipun pundak yang ku harapkan, ternyata hanya sebuah harapan, aku takkan bekubang bodoh dalam kesedihan karena hal tersebut. Aku bukanlah wanita bodoh dan tak beruntung yang akan menghabiskan hidupku untuk kecewa dan menyimpan lara… aku akan selalu mencari jalan untukku berbahagia. Bahkan ketika keinginanku untuk bersamamu, ternyata tak menjadi keinginanmu. Aku akan bahagia… terimakasih telah menjadi inspirasiku. Terimakasih telah memacuku untuk melayakkan diri. Terimakasih karenamu aku mengejar studiku hanya untukmu. Kau tak harus tau dan mengerti tentang hal ini. Karena akupun juga tak mengerti semuanya tentang orang lain yang mungkin mencintaiku namun aku tidak mencintainya.

Penantian tak selalu menjemput sebuah kebahagiaan. Sekalipun demikian, aku tak pernah merasa rugi telah mencintai seperti ini… bagiku, cinta itu membaikkan, dan cinta tak tetaplah suci. Kitalah yang sering menodainya dan mengatasnamakannya…

Lalu bagaimana dengan cinta kalian ?

Jika saat ini kalian sudah bersama dengan seseorang yang kalian cintai, jagalah ia dari kebosanan dan ketidaksetiaan yang sering menjadi uji. Jika saat ini kalian sedang bersedih karena kalian belum bersamanya… tak apa, hal tertinggi di dunia ini sejatinya adalah kesederhanaan bukan? Maka cintailah ia dengan cara sesederhana mungkin. Berpaling bukan karena kita tidak mencintainya lagi, tatapi apa enaknya terus ditatap dan diawasi dengan hal yang tak kita inginkan? Jadi? Berpalinglah karena cinta yang suci tak pernah memaksakan sebuah kebersamaan, biarkan ia berbahagia… dan teruslah berjalan, ingatlah bagaimana ketulusan yang akan membuahkan kedamaian dalam air mata yang menetes. Sekalipun kekecewaan yang menyelubungi rasa, tetapi cinta tak pernah kehilangan kekuatannya untuk memahami arti dan siapa ia. Tentang kesuciannya.

i’m a woman, and i’m proud

Bagaimana bisa aku memintamu untuk memihakku kini?
Bagaimana bisa aku kembali mengasihimu yang begitu tega melukai?
Bagaimana bisa aku berpura lupa atas apa yang telah terjadi?
Bagaimana bisa aku mengharap kembali segala kasih cinta yang terlanjur pergi?

Wanita adalah ahli sejarah yang paling handal, ia mengingat dengan baik segala kebaikan orang terkasihnya, tak terkecuali rasa sakit yang ia derita pula. Segalanya tak luput dari rekaman memori otak dan akan tetap mampu dirasakan hatinya ketika logika mengingatkan. Bagaimana bisa aku tetap mengingatnya, digenggam dalam relung memori ini seraya terus membayang yang berlalu. Waktu demi waktu penuh peluh yang dulu kita lalui. Saat dirimu masih sedemikiannya mencintaiku. Rasa cintaku kepadamu tak sebegitu murahnya sehingga akan lapuk dimakan jaman atau akan terganti karena orang lain. Tetapi dirimulah alasanku mengikis harapan dan membunuh kasih yang masih kuat menjalar. Aku tersadarkan oleh realita bahwasanya kau tak lagi memiliki kasih yang sama selayaknya kasih di awal kita berjumpa. Kenyataan itu kerap sekali membuatku teraniaya. Tetapi, aku tak diciptakan untuk sakit dan berputus asa. Seorang wanita adalah ia yang diciptakan lemah namun harus sekuat baja, bagaimanapun juga wanitalah yang akan menahan bada dalam bahteranya, wanitalah yang meredam amuk amarah lelakinya, dan hanya wanitalah yang harus tetap mengutuhkan hatinya ketika hancur demi masa depan anak-anaknya. Rasanya pelajaran mengenai bagaimana untuk menjadi baja mulai harus aku rasakan kini. Ketika hati yang seperti mati masih berusaha mengais untuk bisa disayangi. Sebaliknya logika yang berusaha bertahan hidup masih merangrang meminta pergi. Andai saja kau berikan satu alasan untuk tinggal. Kita bukan lahir karena agama, tetapi kita lahir karena cinta. Andai saja kau mampu mempertahankanku karena cinta, maka kita akan sama-sama berusaha mencar jalan untuk agama. Tetapi rasanya itu hanya angan belaka. Semuanya sudah telak, harus ku kemasi segala yang berserak. Tak ada lagi. Aku hanya harus berhenti berharap, dirinya telah pergi. Meskipun beribu kali kau katakan kau masih mencintaiku, maka beribu kali pula air mataku akan menetes menjawab kebohonganmu. Bagaimanapun hatiku ini belum mati untuk merasakan mana cinta mana sebaliknya. Aku sangat mengerti bagaimana rasanya kehilangan dan memiliki. Wanita yang dibesarkan dengan luka, maka akan sangat mengingat dan peka terhadap luka.

Tuhan tak pernah memberikan ujian tanpa kunci bagaimana cara menyelesaikannya. Tuhan ingin aku kembali belajar dan mengamati diriku berkali-kali kembali. Tuhan, Kau telah mengambil seseorang yang begitu tulus mencintaiku. Kau terlalu menyayanginya sehingga Kau mengambilnya dari dunia ini. Tuhan, aku kehilangan… aku kehilangan seseorang yang tak ku hiraukan, seseorang yang begitu tulus mencintaiku, seseorang yang begitu mengerti dan memahami masa sulit kecilku. Seseorang yang pernah menjadi lilin demi aku yang akan bertumbuh dewasa. Seseorang yang menjadi payung ketika semua orang sibuk berteduh dari masalahnya sendiri dan aku belum memiliki kaki yang kuat untuk berlari menghindari hujan. Kau mengambilnya dariku. Kau membuatku tersadar akan suatu hal… begitu indahnya dicintai. Karena mencintai saja, tak cukup menyenangkan di kehidupanku. Kepergiannya selalu menyisakan rongga menyesal dan ruam biru yang dalam. Bagaimana tidak aku merasakannya? Selanjutnya, aku hanya mencintai orang-orang palsu yang menjadikanku lilin untuk mereka. Selanjutnya, aku seperti boneka bodoh yang dimainkan seperkenannya.

Hati seorang wanita… hati seorang ibu. Bagaimanapun aku pernah mencintai dan menawarkan ketulusan kepada mereka. Berkali ini aku menyimpan luka tanpa ada pundak tempatku berlari dan mengadu segalanya. Ya, karena memang aku belum menemukannya. Tak masalah, aku masih bisa menulis dan bercerita. Bercerita pada seseorang yang ada di surge dengan penuh bahagianya.

“Mas Eros yang tercinta… 7 tahun telah berlalu. 1 tahun telah berlalu. Kau pasti sangat tenang disana, iyakah kesedihanku di dunia ini masih menjadi air matamu disana? Jangan ya, jangan biarkan surga basah hanya karena ketololanku di dunia. Jangan berduka karena dukaku yang mendalam. Terimakasih telah menjadi payung ketika kakiku belum kuat untuk berlari dulu. Bahkan ketika kakiku utuh dan kuat untuk berlari, aku masih saja berdiri di tengah hujan badai. Andai kau datang memberikanku payung sekali lagi. Ketika mereka yang aku cintai hanya mencerca aku ini tak berguna ketika aku tak menuruti kata mereka. Mas, aku punya hak untuk bahagia, bukan? Aku malu pada pipi yang tak bersalah namun harus basah karena mata yang tak mampu menahan. Aku hanya bisa berlari pada Tuhan, dan bercerita padamu, aku bahagia Mas… karena aku ditinggalkan oleh orang-orang yang tak tulus mencintai orang seperti aku… suatu saat nanti, aku berjanji akan melayakkan diri agar aku bisa bertemu dengan seseorang yang selayak aku, dan membuatmu tenang disana… tanpa menyimak air mataku.”

my bachelor graduation

image

graduation.
will you imagine about that event?
when your happiness blend to be one mixture. family, friends, and.. boyfriend.
i wish i will get a perfect graduation.
but, maybe i have to change perfect description to make my graduation well.
you all.. entrance requirements is bring the flower for me. haha… dont getting bouquet from person i loved isnt too bad when i have much bouquet from others. keep smile! chillin!

la tahzan

kita sering kali terperangkap akan kebahagiaan dan sering pula menjadi Tuhan atas kebahagiaan yang seharusnya sudah berakhir masanya.
tak ada satupun di dunia ini yang menjemput keabadian, sekalipun itu kebahagiaan yang selalu ingin dipertahankan.
Ya Allah, aku sangat bersyukur telah Kau golongkan aku menjadi hambaMu yang berfikir.
menjadi seseorang yang lemah lembut memanglah tak mudah.
menjadi seseorang yang rapat menutup kebenciaan dan kekecewaan apalagi.
aku bersimpuh kepadaMu, bersujud kepadaMu.
Kau biarkan aku sendiri seperti ini bukan tanpa alasan.
suatu ketika aku akan bersyukur atas segala rencana menakjubkan dalam kehidupanku yang terjadi atas kuasaMu.
Ya Allah, begitu banyak lubang yang ingin ku tutup, dan begitu banyak bibir yang harus ku buat tersenyum…
sejatinya, Engkau Maha mengetahui isi dada manusia.
luruskanlah jalanku, mustahil untuk melupakan, tetapi cukup memungkinkan untuk mengingat tetapi tak merasa apa-apa.
la tahzan, innallaha ma’ana.

jangan bersedih, sesungguhnya Allah tak akan melimpahkan kesengsaraan dalam kehidupan tanpa tujuan di dalamnya.
jalani dengan sabar, sesungguhnya Allah maha pengasih lagi maha penyayang.

epilog

aku terperangah sekejab.
hening waktu yang terlewat tak jenak mengubah.
ku tarik benang harap yang sempat ku julurkan dan hendak ku kaitkan pada besi relung hatimu.
besi itu tak sekokoh dan sekuat harapku.
ia rapuh, terkorosi ketakutan masa lalu.
masa lalu kerap meninggalkan takut untuk korbannya.
lantas siapa yang berhak beralasan masa lalu kemudian menodai masa depan?
seperti aku yang berhenti menyebutmu dalam pertemuanku dengan Tuhan yang agung.
semata-mata karena aku tak ingin kau turut menodai harapan akan masa depan bahagia yang masih suci.

image