Emansipasi Perempuan di Hari Kartini

Ibu R.A. Kartini adalah salah satu pahlawan perempuan yang sangat mengispirasi dalam usaha-usahanya memberikan emansipasi. Pahlawan perempuan lain yang juga gigih mendirikan sekolah perempuan adalah Ibu Dewi Sartika. Kemudian, banyak lagi nama-nama yang juga memiliki jasa dalam memperjuangkan hak dan emansipasi perempuan, serta membuktikan bahwa perempuan pun bisa diandalkan. Beliau-beliau adalah Ibu Cut Nyak Dhien, Ibu Hj. Rangkayo Rasuna Said, Ibu Maria Walanda Maramis, dan masih banyak lagi.

Emansipasi merupakan bentuk yang diperjuangkan namun rawan dipelintir dan dilemahkan. Oleh siapa? Tak melulu oleh kaum adam. Kadangpun, kita sendiri. Kaum hawa, perempuan.

Saya menyuarakan bahwa emansipasi tidak serta merta membuat diri kita kebal akan kesalahan dan harus selalu dibela. Emansipasi di pundak kita mengharuskan kita bersikap tanggungjawab dan bermoral.

Perempuan… ingatlah martabat dan harga dirimu, yang kini sebagian darimu mencabiknya sendiri dengan sadar. Tak apalah, tinggal berlindung di dekapan emansipasi karena pasti akan dibela. Begitu sebagian dari mereka berpikir. Bukan… bukan demikian emansipasi yang sesungguhnya. Emansipasi memberikan kita hak untuk membela diri kita, jika memang kita benar… namun jika kita bersalah? Emansipasi juga menuntut kita untuk tanggungjawab.

Kesetaraan gender adalah tuntutan kita. Kita tak suka dibeda-bedakan hanya karena kita perempuan. Kitapun sering kali tak terima apabila dicap “lebih lemah”.

Maka tunjukkan. Selaraskan sendi-sendi emansipasimu wahai perempuan. Jagalah diri dan junjung martabatmu. Jika di kemudian hari kau terperosok, maka bangunlah karena memang kau kuat dan bertekad berbenah. Tak perlu meringkuk seolah kau lemah dan menyalahkan pihak lain padahal kau terperosok karena berlari-lari bahagia penuh nafsu hingga tak memerhatikan langkah pijakmu. Women empower women…
Tapi ingat, dukung jika memang benar. Ingatkan dan biarkan bertanggungjawab bila salah.

Sudut pandang, dari semakin banyaknya perempuan di luar sana yang bertindak amoral dg kesadaran, lalu mengatasnamakan emansipasi meminta pembelaan atas perbuatannya. Berlindung di ketiak pelecehan, pemaksaan, dan sifat lemahnya. Aku paham, tak semua demikian. Oleh sebab itu… kita pun harus BIJAK melihat mana yang perlu dibela, mana yg sepatutnya mendapatkan pelajaran. Agar hal demikian, tidak terlanjur menjadi kebiasaan.

Jadilah tangguh seperti inginmu.
Tetaplah berani mengejar asamu.
Luruskan moral dan pikirmu.
Kaitkan pada laku dan keseharianmu.

“Watch your thoughts, they become words;

watch your words, they become actions;

watch your actions, they become habits;

watch your habits, they become character;

watch your character, for it becomes your destiny.”

– Margaret Thatcher


Happy Kartini Day. Selamat Hari Kartini Para Perempuan. Semoga kita sehat selalu dan menjadi agen pencerdas penerus peradaban. #kartiniday

Leave a comment